Sel telur atau ovum adalah suatu sel khas yang sanggup dibuahi dan selanjutnya dapat menjalani perkembangan embrional. Hampir semua ternak mamalia mempunyai ovum yang jauh lebih kecil daripada telur unggas karena pertukaran zat makanan dapat berlangsung secara efisien di dalam uterus. Namun demikian ovum masih merupakan sel yang terbesar di dalam tubuh mamalia disamping sel-sel syaraf dan neuron motorik.
Sama halnya dengan spermatogenesis, oogenesis merupakan suatu proses pembentukan ovum, dimana proses pembentukannya terjadi di ovarium bagian perifer atau ovarium tepi. Pada ternak mamalia sebelum ovulasi sel telur terletak pada satu sisi ovarium terbungkus dari satu masa padat sel-sel folikuler yang disebut cumuloophorus. Sel telur yang baru diovulasikan dikelilingi oleh lapisan sel granulose (corona radiata).
Sel telur mempunyai dua membran yaitu, membrana vitellin dan zona pellucida. Membrana vitellin adalah suatu diferensiasi cortikal oocyt dan dapat dianggap mempunyai struktur dan sifat-sifat yang sama dengan membran plasma sel-sel somatik yang berguna untuk difusi dan pengangkutan aktif. Zona pellusida adalah suatu selaput yang homogen dan semipermiabel yang terbuat dari suatu protein yang dapat dilebur oleh enzim-enzim proteolitik.
Pada ova kambing butiran-butiran telur tersebar baik dan merata sehingga berbagai perubahan di dalam inti sel yang terjadi selama meiosis dan selama pembuahan dapat dilihat dengan jelas. Sebaliknya sel-sel telur pada sapi dan kuda penuh terisi dengan butiran-butiran lemak sehingga nukleus dikaburi dengan massa vitellus yang gelap.
Jumlah chromosom didalam ovum (keadaan haploid); pada sapi 30; domba 27; babi 19. Diameter folikel de Graaf sebelum ovulasi (mm); pada sapi 12-19; pada domba 5-8; pada babi 8-12. Diameter ovum yang matang tanpa zona pellucida (mikron); pada sapi 120-160; domba 140-185; babi 120-170. Jumlah folikel yang pecah pada setiap estrus (ovulation red) pada sapi 1-2; domba 1-4; babi 10-25. Umur kesuburan ovum (jam) pada sapi 18-20; domba 12-24; babi 12-24.
Adapun tahapan oogenesis antara lain adalah sel telur berasal dari oogonia atau sel telur induk, seperti halnya spermatozoa, oogonia juga bersifat diploid. Oogonia akan membelah menjadi oocyt primer dan kemudian akan membelah secara meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya. Yang berukuran normal disebut oocyt sekunder, sedangkan yang ukurannya lebih kecil karena kekurangan plasma darah disebut badan kutub primer. Pembelahan dari oocyt primer menjadi oocyt sekunder dan polosit primer disebut tahapan meiosis I, selanjutnya oocyt sekunder mengalami pembelahan yang disebut dengan meiosis II menghasilkan ootid dan polosit sekunder. Polosit primer membelah menjadi dua polosit sekunder,yang mana akhirnya ootid akan berkembang menjadi ovum atau sel telur. Oogenesis hanya menghasilkan satu sel telur masak, sedangkan tiga lainnya adalah sel-sel rudimenter yang disebut badan polar atau polosit (Toelihere,1985).
Proses oogenesis pada sapi berlangsung pada hari ke-45 sampai lebih dari 110 hari. Sedangkan proses oogenesis pada domba berlangsung hari ke-35 sampai hari ke-90 masa kebuntingan (Toelihere,1985 )
Sumber :
Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung